Nasional

Wawancara 4 Jam Prabowo Dinilai Bukti Keterbukaan

Wawancara 4 Jam Prabowo Dinilai Bukti Keterbukaan
Wawancara tanpa sensor Presiden Prabowo bersama tujuh pemred dinilai sebagai langkah transparan dan momen bersejarah kepemimpinan nasional.

Prabowo Wawancarai Pemred, Simbol Transparansi Baru

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Wawancara langsung selama hampir empat jam antara Presiden Prabowo Subianto dan tujuh jurnalis yang juga merupakan pemimpin redaksi media nasional, dinilai sebagai tonggak baru dalam keterbukaan informasi publik di Indonesia.

Langkah yang tidak disensor ini dianggap mencerminkan komitmen pemerintahan Prabowo terhadap prinsip transparansi, sekaligus menjawab keraguan publik terhadap ruang demokrasi dalam masa kepemimpinannya.

Sponsor
Sponsor

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menyebut momentum ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Ini adalah terobosan luar biasa dan menunjukkan keterbukaan Presiden Prabowo terhadap kritik serta transparansi informasi,” ujar Iwan, Selasa (8/4/2025).

Baca Juga: Prabowo: Danantara Indonesia Terapkan Standar Internasional

Keterbukaan Presiden di Tengah Kritik Tajam

Iwan menambahkan, sebelumnya memang pernah ada pertemuan antara presiden dan pemimpin redaksi, namun tidak dilakukan secara on the record dan terbuka. Wawancara yang digelar kali ini berbeda, karena dijalankan tanpa sensor dan langsung disiarkan untuk publik.

“Presiden Prabowo menunjukkan bahwa ia tidak alergi terhadap kritik dan memiliki keberanian untuk berdialog terbuka dengan berbagai pihak,” ujarnya.

Baca Juga: IMF Sambut Deregulasi Aset Digital oleh Pemerintahan Trump

Menurut Iwan, sikap Prabowo yang tenang dalam menghadapi pertanyaan tajam mencerminkan kedewasaan politik dan kesiapan dalam menghadapi tekanan di ruang publik.

Skor Realistis dan Kepemimpinan Kuat

Salah satu bagian yang paling disorot dalam wawancara tersebut adalah ketika Prabowo secara terbuka memberi skor 6 dari 10 terhadap kinerja pemerintahannya dalam 150 hari pertama.

Baca Juga: Tarif Impor Trump Dinilai Tak Picu PHK Industri RI

Iwan menilai, penilaian ini mencerminkan sikap realistis dan keterusterangan seorang pemimpin yang tidak bersembunyi di balik pencitraan. “Ini menunjukkan beliau sadar masih banyak pekerjaan rumah, tapi juga menghargai capaian yang sudah dilakukan,” katanya.

Penilaian itu, menurutnya, tidak hanya jujur, tetapi juga memperlihatkan keinginan Prabowo untuk terus memperbaiki kinerja kabinetnya demi memenuhi harapan masyarakat.

Tiga Pilar Kepemimpinan dalam Wawancara

Iwan memaparkan ada tiga poin penting yang tercermin dalam wawancara ini. Pertama, keterbukaan terhadap kritik. Prabowo menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang tidak defensif, siap berdiskusi, dan membuka ruang untuk masukan.

Baca Juga: Revisi UU Polri Dinilai Bahayakan Demokrasi dan Hak Sipil

Kedua, kualitas kepemimpinan. Prabowo dinilai memiliki kendali emosional dan intelektual yang kuat. Hal ini tampak dari penguasaannya terhadap berbagai isu yang dibahas, mulai dari ekonomi, sosial, pertahanan hingga hubungan internasional.

Ketiga, kebijakan berbasis kajian. Iwan menyoroti bahwa Prabowo menyampaikan berbagai kebijakan yang disusun melalui proses pertimbangan matang dan strategi jangka panjang. Namun, ia juga menilai bahwa tim komunikasi presiden belum optimal menyampaikan visi itu kepada masyarakat.

“Akibatnya, persepsi publik terhadap program-program presiden masih belum utuh,” tutup Iwan dengan nada kritis namun konstruktif.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Exit mobile version