AsiaInternasional

PM China Li Qiang Dijadwalkan Kunjungi Indonesia Mei

PM China Li Qiang Dijadwalkan Kunjungi Indonesia Mei
PM China Li Qiang direncanakan berkunjung ke Indonesia akhir Mei 2025. Kunjungan ini perkuat kerja sama strategis dua negara pasca Prabowo dilantik.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Hubungan diplomatik Indonesia dan China dipastikan akan terus menghangat menyusul rencana kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, ke Indonesia pada akhir Mei 2025.

Kunjungan ini menjadi momen penting pertama pasca dilantiknya Presiden Prabowo Subianto, sekaligus langkah konkret dalam mempererat hubungan strategis dua negara kawasan Asia tersebut.

Sponsor
Sponsor

Penguatan Hubungan Bilateral Indonesia-China

Rencana lawatan ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam pertemuan 2+2 Tingkat Menteri Pertama antara Indonesia dan China di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, Rabu (23/4/2025).

Dalam forum yang dihadiri Menhan China Dong Jun, Menlu Indonesia Sugiono, dan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Wang Yi menegaskan bahwa China ingin terus menjaga intensitas hubungan bilateral dengan Indonesia.

“Perdana Menteri Li Qiang berencana untuk mengunjungi Indonesia pada akhir Mei 2025,” ujar Wang Yi. Ia menambahkan bahwa meski China juga mendukung inisiatif Malaysia sebagai ketua ASEAN untuk menggelar KTT ASEAN-GCC-China, hubungan dengan Indonesia tetap menjadi prioritas tersendiri.

Komitmen Lawan Unilateralisme dan Dorong Integrasi Ekonomi

Dalam kesempatan tersebut, Wang Yi menyampaikan posisi tegas China terhadap praktik proteksionisme dan unilateralisme yang dinilai merugikan tatanan perdagangan global.

“Sebagai negara berkembang utama, China dan Indonesia harus menolak penyalahgunaan tarif dan memperjuangkan keterbukaan ekonomi kawasan,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa China berkomitmen menjaga stabilitas rantai pasok, memperkuat integrasi ekonomi regional, serta mendorong pembangunan berkeadilan untuk negara-negara Global South.

Peringatan Sejarah dan Arah Strategis Baru

Pertemuan 2+2 ini juga menjadi momentum untuk memperingati sejumlah tonggak sejarah penting dalam kerja sama multilateral. Tahun 2025 menandai 80 tahun berdirinya PBB, 75 tahun hubungan diplomatik RI-Tiongkok, dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang lahir dari semangat Bandung.

Indonesia dan China menyepakati peningkatan sinergi pada forum-forum strategis global seperti PBB, BRICS, dan G20 untuk mempromosikan perdamaian serta pembangunan dunia.

Nota Kesepahaman pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) yang ditandatangani Menlu Sugiono dan Menlu Wang Yi menjadi penanda dimulainya fase kerja sama bilateral yang lebih terfokus.

“Melalui CSD, kita ciptakan mekanisme bilateral yang responsif terhadap tantangan dan peluang dalam lima pilar kerja sama,” ujar Menlu Sugiono.

Pilar tersebut meliputi bidang ekonomi, kemaritiman, politik dan keamanan, serta hubungan antar masyarakat.

Kerja Sama Hukum, Maritim, dan Keamanan

Di bidang penegakan hukum dan keamanan, kedua negara sepakat mempererat koordinasi dalam pemberantasan kejahatan transnasional, kejahatan siber, hingga ekstremisme. Rencana pembentukan forum bilateral untuk isu perlucutan senjata dan pengendalian senjata juga disepakati sebagai bagian dari kepercayaan strategis.

Sektor maritim turut menjadi fokus dalam pertemuan ini. Pemerintah Indonesia dan China menyepakati peningkatan kerja sama antara Badan Keamanan Laut (Bakamla) dengan China Coast Guard untuk memperkuat keamanan laut dan stabilitas kawasan.

“Kerja sama maritim harus memberi dampak konkret kepada masyarakat dan menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik,” tutur Menlu Sugiono, menekankan dimensi praktis dari setiap agenda bilateral.

Lawatan mendatang PM Li Qiang menjadi simbol penting atas eratnya hubungan Jakarta-Beijing dan diyakini akan membawa berbagai implikasi positif dalam kerja sama ekonomi, keamanan, serta integrasi kawasan yang inklusif dan berkelanjutan.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Exit mobile version