Ekonomi

Neraca Dagang RI-AS Surplus US$ 4,32 Miliar Kuartal I

Neraca Dagang RI-AS Surplus US$ 4,32 Miliar Kuartal I
Neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencatat surplus US$ 4,32 miliar hingga Maret 2025, didorong ekspor mesin, alas kaki, dan pakaian.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) pada kuartal I-2025 menunjukkan capaian surplus yang solid, menandai posisi Indonesia yang tetap kompetitif di tengah tekanan geopolitik global dan dinamika ekonomi dunia.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 4,32 miliar dengan AS sepanjang Januari hingga Maret 2025.

Sponsor
Sponsor

Total ekspor ke Negeri Paman Sam tercatat sebesar US$ 7,3 miliar, sedangkan impor mencapai US$ 2,98 miliar dalam periode yang sama.

Kinerja Perdagangan Maret 2025 Tetap Positif

Secara bulanan, neraca perdagangan Indonesia-AS pada Maret 2025 juga masih membukukan surplus sebesar US$ 1,9 miliar. Nilai ekspor mencapai US$ 2,6 miliar, sedangkan impor dari AS tercatat sebesar US$ 1,9 miliar.

Surplus yang berkelanjutan ini menjadi indikator ketahanan sektor ekspor nasional dalam mempertahankan pasar global utama seperti AS.

Baca Juga: Tarif Resiprokal AS Ancam Ekspor Pakaian dan Furnitur RI

Mesin dan Elektronik Jadi Penopang Utama

Komoditas mesin dan perlengkapan elektrik menjadi penyumbang terbesar dalam portofolio ekspor Indonesia ke AS. Hingga Maret 2025, nilai ekspor komoditas ini mencapai US$ 1,2 miliar atau setara dengan 16,71% dari total ekspor ke AS.

Kinerja ini naik 17,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menandakan pertumbuhan permintaan produk teknologi dari Indonesia.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa peningkatan signifikan dari segmen ini mencerminkan ketangguhan sektor manufaktur nasional serta keberhasilan diversifikasi ekspor bernilai tambah tinggi.

Baca Juga: Rupiah Terpuruk ke Rp16.611 per Dolar AS, Tertinggi Sejak 1998

Alas Kaki Dominasi Pasar Amerika

Ekspor alas kaki ke AS tercatat senilai US$ 657,9 juta atau berkontribusi sebesar 9,01% terhadap total ekspor Indonesia ke pasar tersebut. Pertumbuhannya mencapai 16,62% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Menurut Amalia, AS menjadi pasar terbesar untuk ekspor alas kaki Indonesia, dengan pangsa sebesar 34,16%. Negara-negara lain yang menjadi tujuan ekspor alas kaki antara lain Belanda, Belgia, Jepang, dan China.

Pakaian Rajutan dan Non-Rajutan Tetap Diminati

Segmen produk tekstil dan pakaian juga mencatat pertumbuhan positif. Ekspor pakaian dan aksesoris rajutan mencatat nilai US$ 629,25 juta, menyumbang 8,61% terhadap total ekspor Indonesia ke AS, dengan pertumbuhan 20,46% secara tahunan.

Baca Juga: Menteri ESDM Prioritaskan Batubara dan Gas untuk PLN

AS masih menjadi pasar utama untuk kategori ini dengan pangsa 63,4% dari total ekspor pakaian rajutan Indonesia, disusul Jepang dan Korea Selatan.

Sementara itu, ekspor pakaian dan aksesoris bukan rajutan ke AS mencapai US$ 568,46 juta atau 7,78% dari total ekspor ke negara tersebut, tumbuh 1,47% dari tahun sebelumnya. Pangsa ekspor produk ini ke AS tercatat sebesar 42,96%, lebih tinggi dibandingkan pasar Jepang dan Korea Selatan.

Outlook Positif Ditopang Diversifikasi

Dengan kontribusi signifikan dari empat komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, pakaian rajutan, dan non-rajutan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat masih menunjukkan prospek cerah.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2025 Melambat? Kadin: Pertumbuhan Tetap On Track

Tren pertumbuhan pada produk bernilai tambah dan padat karya ini menunjukkan bahwa struktur ekspor Indonesia kian matang dan adaptif terhadap permintaan global.

Amalia menambahkan, posisi AS sebagai mitra dagang utama Indonesia tetap krusial, terutama dalam mendukung kinerja ekspor manufaktur dan produk industri ringan.

Keberhasilan mempertahankan surplus neraca perdagangan dengan AS juga menjadi modal penting bagi stabilitas sektor eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Strategi Impor Energi demi Tekan Tarif AS

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Exit mobile version