JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Indonesia dan China memperkuat hubungan bilateral dengan membentuk mekanisme dialog strategis komprehensif, termasuk kerja sama mendalam di bidang keamanan.
Langkah ini menjadi tonggak penting bagi kemitraan strategis kedua negara, seiring digelarnya 2+2 Pertemuan Tingkat Menteri Pertama di Beijing pada 21 April 2025, yang mempertemukan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari kedua negara.
Dialog Strategis Jadi Pilar Kemitraan Baru
Pertemuan yang berlangsung di Wisma Negara Diaoyutai tersebut menandai pencapaian historis bagi hubungan diplomatik Indonesia-China.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bawa Pulang Banyak Kerja Sama Strategis
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menegaskan, pembentukan mekanisme dialog strategis ini bukan hanya pertama kali dilakukan China dengan negara lain, tetapi juga menunjukkan kepercayaan politik yang makin dalam antara dua kekuatan ekonomi berkembang.
Wang Yi menyebut, kerja sama keamanan kini menjadi satu dari lima pilar utama hubungan bilateral, sebagai respons terhadap dinamika global yang semakin kompleks, termasuk tantangan unilateralisme dan ancaman lintas batas.
Penyelarasan Strategi Pembangunan dan Industri Baru
Tak hanya soal keamanan, Indonesia dan China sepakat menyelaraskan visi besar masing-masing negara Indonesia Emas 2045 dan inisiatif pembangunan strategis China.
Baca Juga: China Tantang Tarif 245% Trump, Siap Balas Sampai Akhir
Dalam kerangka itu, kedua pihak berkomitmen meningkatkan kolaborasi industri baru serta pengembangan kapasitas dan sumber daya secara saling melengkapi.
Wang Yi menekankan pentingnya implementasi kerja sama konkret dalam sektor mineral penting dan pembangunan hijau, yang diyakini akan memberi dampak signifikan terhadap ekonomi kedua negara.
Kerja Sama Militer dan Penguatan Siber
Bagian penting dari kesepakatan ini adalah pembentukan mekanisme kerja sama militer serta pengendalian senjata. Ini termasuk rencana latihan gabungan antara pasukan lintas udara dan darat pada 2025, sebagai upaya memperkuat kesiapan menghadapi potensi konflik maupun situasi darurat regional.
Tak hanya itu, China dan Indonesia juga akan meningkatkan kolaborasi dalam penegakan hukum serta keamanan dunia maya.
Baca Juga: Perang Tarif Makan Tuan, Trump Tertarik Berdamai dengan China
Fokus utama adalah pemberantasan kejahatan lintas batas seperti penipuan daring lintas negara dan penguatan kerja sama keamanan siber.
Komitmen Bersama di Laut China Selatan
Isu keamanan maritim turut menjadi perhatian dalam pertemuan ini. Kedua negara menyepakati peningkatan kerja sama antara China Coast Guard dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia.
Penandatanganan kerja sama maritim antara kedua penjaga pantai menjadi simbol dari komitmen menjaga stabilitas kawasan.
Selain itu, Indonesia dan China menegaskan kembali pentingnya pelaksanaan penuh Declaration of Conduct (DOC) di Laut China Selatan serta mendorong percepatan perumusan Code of Conduct (COC) yang lebih kuat demi menjaga perdamaian regional.
Baca Juga: Trump Ingin Jadi Sahabat Rusia-China, Cegah Aliansi Kuat
Mendorong Globalisasi Inklusif dan Perdagangan Multilateral
China dan Indonesia juga menunjukkan sinergi di kancah global dengan komitmen untuk mendukung ekonomi dunia yang terbuka dan sistem perdagangan multilateral.
Keduanya sepakat untuk memperkuat peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai pilar utama perdagangan internasional serta menciptakan iklim investasi yang adil dan bebas diskriminasi.
Wang Yi menambahkan, kerja sama ini menjadi respons penting terhadap perubahan geopolitik dunia, dan sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis utama China di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: AS Hantam China, Tarif Impor Naik Hingga 245%
Perluasan Kolaborasi Teknologi dan Komunikasi Strategis
Menteri Pertahanan China Dong Jun menyoroti keberhasilan kerja sama pertahanan kedua negara selama ini, dan menyatakan komitmen untuk memperluasnya ke bidang teknologi pertahanan, komunikasi strategis, dan keamanan maritim.
Kerja sama tersebut tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis dalam membangun stabilitas kawasan.
Diplomasi Indonesia Ditekankan pada Kedaulatan dan Multilateralisme
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia berpijak pada prinsip saling menghormati, menolak campur tangan asing, dan menjunjung tinggi asas non-intervensi.
Indonesia, kata Sugiono, akan terus aktif mendorong kerja sama politik dan keamanan global melalui platform seperti BRICS, G20, dan PBB.
Sugiono juga menyoroti pentingnya perhatian internasional terhadap isu Palestina yang turut dibahas dalam pertemuan tersebut, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap kemanusiaan dan keadilan global.
Delegasi Lengkap Tunjukkan Keseriusan Diplomatik
Kehadiran delegasi lengkap dari kedua negara semakin menunjukkan kedalaman dan keseriusan kerja sama ini. Dari pihak Indonesia, turut hadir Direktur Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan Airlangga, Marsdya Yusuf Jauhari, Staf Khusus Menhan Sudrajat, dan Atase Pertahanan RI untuk China Kolonel Laut (P) Sumartono.
Sementara dari pihak China hadir sejumlah pejabat tinggi seperti Wakil Menlu Sun Weidong, Direktur Jenderal Departemen Asia Liu Jinsong, serta Kepala Kantor Kerja Sama Militer Internasional Li Bin, yang menunjukkan bahwa kemitraan ini didukung penuh dari tingkat tinggi masing-masing pemerintahan.
Dengan berbagai kesepakatan strategis ini, relasi Indonesia dan China memasuki babak baru yang menjanjikan stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan kolaborasi keamanan jangka panjang di tengah perubahan global yang terus bergulir.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru