JAKARTA, BursaNusantara.com – Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI) mendesak pemerintah Indonesia untuk segera merespons kebijakan pengenaan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai komoditas asal Indonesia yang mencapai angka signifikan, yakni 32%.
Kebijakan tersebut dinilai berdampak serius terhadap keberlanjutan aktivitas ekspor-impor nasional, terutama di tengah dinamika perdagangan global yang semakin kompetitif.
Kebijakan Tarif Resiprokal AS Dinilai Rugikan Importir dan Eksportir
Wakil Ketua Umum BPP GINSI, Erwin Taufan, menyatakan bahwa langkah Amerika Serikat ini merupakan bentuk tarif timbal balik (reciprocal tariff) sebagai respons atas kebijakan serupa yang sebelumnya diterapkan oleh Indonesia. Dalam data resmi AS, disebutkan bahwa Indonesia memberlakukan tarif impor sebesar 64% terhadap barang-barang asal Negeri Paman Sam.
Baca Juga: BI dan OJK Perkuat Sinergi untuk Stabilitas Ekonomi dan Keuangan
Taufan menjelaskan bahwa situasi ini tidak hanya menghambat arus ekspor komoditas unggulan Indonesia ke pasar AS, tetapi juga memberi tekanan pada pelaku usaha importasi domestik yang selama ini mengandalkan produk-produk dari Amerika Serikat.
“Artinya, ini menunjukkan bahwa ketegangan perdagangan ini sangat erat kaitannya dengan sektor importasi, khususnya barang-barang asal AS,” tegasnya.
GINSI Usul Diplomasi Aktif dan Penunjukan Dubes RI untuk AS
Sebagai langkah strategis, GINSI mendorong pemerintah untuk memperkuat jalur diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Salah satu bentuk konkrit yang diusulkan adalah penunjukan segera Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat agar komunikasi bilateral dapat lebih efektif dan terarah.
Baca Juga: Indonesia Siapkan Diplomasi Hadapi Tarif Resiprokal AS 32%
GINSI juga menganjurkan pembukaan akses pasar ke negara-negara non-konvensional sebagai alternatif pasar ekspor baru. Hal ini diyakini mampu memperluas cakupan dagang Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat dalam jangka panjang.
Mencontoh Langkah Diplomasi Negara Lain
Taufan mengungkapkan bahwa negara-negara seperti Vietnam telah lebih dulu mengambil langkah proaktif untuk menjaga kestabilan hubungan dagangnya dengan AS. Ia menyebutkan bahwa Vietnam bahkan telah mengajukan proposal penghapusan tarif impor (0%) terhadap barang-barang asal Amerika. “Ini langkah yang sangat visioner dan patut dicontoh,” ujar Taufan.
Namun, ia juga menekankan bahwa Indonesia tidak perlu meniru pendekatan konfrontatif seperti yang dilakukan oleh China dalam menghadapi tekanan tarif dari AS.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Strategis Hadapi Tarif Resiprokal AS
Menurutnya, lobi-lobi terbuka melalui dialog yang konstruktif dan kompromi yang saling menguntungkan jauh lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan hubungan ekonomi bilateral.
Pentingnya Dialog Dagang dan Kesepakatan Win-Win
Menurut GINSI, langkah diplomasi perlu difokuskan pada pembukaan ruang dialog dagang yang menyeluruh dan inklusif. Hal ini bertujuan untuk membentuk kesepakatan yang win-win bagi kedua negara, termasuk potensi penurunan tarif impor secara bertahap dan penguatan kerja sama dagang di sektor strategis.
Taufan menambahkan bahwa strategi perdagangan Indonesia harus bersifat adaptif dan responsif terhadap perubahan kebijakan global. “Kita harus siap menghadapi tantangan kebijakan unilateral seperti ini dengan strategi yang fleksibel namun tetap menjaga kepentingan nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Prabowo Angkat 31 Dubes RI, Perkuat Diplomasi Global
GINSI Apresiasi Upaya Koordinasi Lintas Lembaga
GINSI juga memberikan apresiasi terhadap langkah pemerintah yang telah aktif menjalin koordinasi lintas kementerian dan lembaga dalam merespons kebijakan tarif resiprokal AS.
Termasuk dalam upaya tersebut adalah komunikasi dengan lembaga penting seperti United States Trade Representative (USTR), U.S. Chamber of Commerce, serta negara mitra lainnya.
Koordinasi ini dianggap penting untuk memastikan setiap kebijakan yang diambil dapat menjawab tantangan global secara strategis dan komprehensif.
Baca Juga: Trump Terapkan Tarif Impor Baru, Perdagangan Global Bergejolak
GINSI berharap bahwa langkah-langkah tersebut dapat memperkuat posisi tawar Indonesia di meja perundingan internasional dan menciptakan stabilitas dalam perdagangan jangka panjang.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru