WASHINGTON, bursanusantara.com – Amerika Serikat menegaskan akan terus melakukan serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman sampai mereka menghentikan aksi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, pada Minggu (16/3), di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Kelompok Houthi, yang didukung Iran, mengancam akan meningkatkan serangan sebagai balasan atas serangan udara AS yang menewaskan puluhan orang sehari sebelumnya. Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi melaporkan bahwa serangan udara tersebut telah menyebabkan sedikitnya 53 korban jiwa.
Serangan AS dan Respons Houthi
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut hingga Houthi menghentikan serangan terhadap kapal dagang.
“Begitu Houthi berhenti menembaki kapal-kapal kami, kami akan berhenti menyerang mereka. Sampai saat itu, operasi ini akan terus berjalan,” ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menanggapi dengan peringatan bahwa kelompoknya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah jika serangan AS tidak dihentikan. “Jika mereka terus melakukan agresi, kami akan meningkatkan serangan,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Juru bicara militer Houthi bahkan mengklaim bahwa mereka telah menyerang kapal induk USS Harry S. Truman dengan rudal balistik dan drone. Namun, Pentagon menyatakan bahwa pesawat tempur AS berhasil menembak jatuh 11 drone Houthi, sementara rudal yang ditembakkan jatuh di lepas pantai Yaman tanpa mengenai target.
Dampak Serangan terhadap Warga Sipil
Serangan udara AS terhadap wilayah Houthi juga menimbulkan korban di kalangan warga sipil. Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi menyebutkan bahwa lima anak dan dua perempuan termasuk dalam daftar korban jiwa. Selain itu, sebanyak 98 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Penduduk di ibu kota Sanaa menyampaikan bahwa serangan udara menghantam area yang dihuni oleh beberapa pemimpin Houthi. “Ledakan sangat kuat, mengguncang lingkungan seperti gempa bumi. Wanita dan anak-anak ketakutan,” kata seorang warga setempat.
Di berbagai lokasi yang terkena serangan, tim penyelamat menggunakan alat berat untuk membersihkan puing-puing. Di rumah sakit, tenaga medis merawat korban luka, termasuk anak-anak yang terkena dampak serangan.
Reaksi Internasional
Ketegangan yang meningkat ini mendapat perhatian dari berbagai pihak internasional. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghentikan aktivitas militer yang dapat memperburuk situasi di Yaman.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menuding Iran bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan Houthi. “Houthi tidak mungkin melakukan ini tanpa dukungan Iran. Pesan kami kepada Iran jelas: hentikan dukungan, karena kalian juga akan bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal-kapal kami,” katanya dalam wawancara dengan CBS News.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, meminta AS untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan dan lebih mengedepankan dialog politik guna menyelesaikan konflik ini.
Ancaman terhadap Perdagangan Global
Serangan yang dilakukan Houthi di Laut Merah berdampak besar terhadap perdagangan global. Banyak kapal dagang yang terpaksa mengalihkan rute atau menunda perjalanan mereka demi menghindari potensi ancaman di perairan yang strategis tersebut. Kondisi ini semakin memperumit situasi ekonomi global yang tengah berjuang menghadapi ketidakstabilan geopolitik.
Para analis memperingatkan bahwa jika eskalasi terus berlanjut, maka jalur perdagangan utama ini akan semakin terganggu, berimbas pada peningkatan biaya logistik dan harga barang di pasar internasional.
Dengan meningkatnya tekanan dari AS dan respons keras dari kelompok Houthi, konflik di Laut Merah tampaknya masih akan terus berlanjut. Dampak dari ketegangan ini tidak hanya dirasakan di kawasan Timur Tengah, tetapi juga di tingkat global, mengingat pentingnya jalur perairan ini bagi ekonomi dunia.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru