Geser kebawah untuk baca artikel
AmerikaHeadlineInternasional

Trump Terapkan Tarif Impor Baru, Perdagangan Global Bergejolak

×

Trump Terapkan Tarif Impor Baru, Perdagangan Global Bergejolak

Sebarkan artikel ini
Trump Terapkan Tarif Impor Baru Perdagangan Global Bergejolak
Donald Trump berlakukan tarif impor baru, memicu reaksi keras dari mitra dagang utama seperti Uni Eropa, China, Kanada, dan Meksiko.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Pemerintahan Donald Trump kembali mengguncang perekonomian global dengan kebijakan tarif impornya yang berdampak luas terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat. Kebijakan ini menandai perombakan besar terhadap perjanjian perdagangan yang telah berlaku selama beberapa dekade, memicu ketegangan antara AS dan negara-negara mitranya.

Trump Siapkan Tarif Retaliasi: Menuju “Liberation Day”

Presiden Trump diperkirakan akan segera menerapkan kebijakan tarif retaliasi terhadap seluruh mitra dagang AS. Kebijakan ini rencananya mulai berlaku pada 2 April, yang ia sebut sebagai “Liberation Day” atau Hari Pembebasan.

Sponsor
Sponsor

Tarif balasan ini bertujuan untuk memenuhi janji kampanye Trump sekaligus meningkatkan pendapatan negara. Langkah ini juga dilakukan sebagai persiapan Partai Republik dalam menyusun rancangan undang-undang perpajakan dan pengeluaran.

Pada Jumat lalu, Trump mengindikasikan bahwa ada kemungkinan fleksibilitas dalam penerapan tarif. Namun, ia juga menegaskan bahwa permintaan pengecualian dari tarif ini hanya akan disetujui dalam jumlah terbatas.

Dampak Tarif Impor terhadap Mitra Dagang AS

Sejumlah negara telah merespons kebijakan tarif Trump dengan langkah balasan. Berikut ini adalah perkembangan terbaru mengenai dampak kebijakan ini pada berbagai sektor dan negara:

1. Industri Baja dan Aluminium

Trump resmi memberlakukan tarif 25% terhadap impor baja dan aluminium dari semua negara pada 12 Maret. Keputusan ini langsung memengaruhi industri manufaktur AS yang sangat bergantung pada pasokan bahan baku dari luar negeri.

Para pelaku industri memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan biaya produksi dan menyebabkan PHK massal, terutama di sektor otomotif dan konstruksi.

2. Uni Eropa: Tarif Balasan hingga US$28 Miliar

Sebagai respons terhadap tarif baja dan aluminium AS, Uni Eropa mengumumkan tarif balasan senilai US$28 miliar terhadap berbagai barang asal AS mulai April.

Namun, pada Kamis lalu, UE menunda penerapan sebagian tarif ini hingga pertengahan April. Salah satu tarif yang ditangguhkan adalah bea masuk 50% terhadap whiskey Amerika.

Penundaan ini terjadi setelah Trump mengancam akan membalas dengan tarif 200% terhadap produk minuman beralkohol asal Eropa.

3. Kanada dan Meksiko: Retaliasi dan Perundingan Ulang

Trump menerapkan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko mulai 4 Maret. Namun, dua hari kemudian, ia mengonfirmasi bahwa AS akan menunda tarif untuk barang dan jasa yang sesuai dengan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) hingga 2 April.

Sebagai respons, Kanada menerapkan tarif balasan senilai US$20 miliar terhadap produk-produk asal AS. Saat ini, kedua negara sedang dalam tahap perundingan dagang baru untuk mengurangi ketegangan perdagangan.

4. China: Ketegangan Perang Dagang Meningkat

Trump memperketat kebijakan tarifnya terhadap China dengan memberlakukan tambahan tarif 20% di atas bea masuk 10% yang telah berlaku sejak periode pertamanya.

Sebagai balasan, China menerapkan tarif hingga 15% terhadap produk pertanian AS, termasuk ayam dan daging babi, yang mulai berlaku pada 10 Maret.

Kebijakan ini semakin memperburuk perang dagang antara kedua negara yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pasar global pun merespons dengan volatilitas tinggi, sementara para pelaku bisnis khawatir terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan proteksionisme Trump.

Dengan semakin banyak negara yang merespons tarif AS dengan kebijakan balasan, ketegangan perdagangan global diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru