Geser kebawah untuk baca artikel
AmerikaInternasional

Trump Ingin Jadi Sahabat Rusia-China, Cegah Aliansi Kuat

×

Trump Ingin Jadi Sahabat Rusia-China, Cegah Aliansi Kuat

Sebarkan artikel ini
Trump Ingin Jadi Sahabat Rusia China Cegah Aliansi Kuat
Donald Trump ingin menjalin hubungan lebih baik dengan Rusia dan China untuk mencegah keduanya semakin dekat. Strategi ini disebut "Nixon terbalik" oleh analis.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia dan China, guna mencegah kedua negara semakin erat dalam aliansi strategis mereka. Trump menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Kamis (20/3/2025), setelah pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang gagal menghasilkan gencatan senjata di Ukraina.

Trump Waspadai Hubungan Rusia-China

Trump menyatakan bahwa hubungan yang semakin dekat antara Rusia dan China bisa berdampak negatif terhadap kepentingan AS di panggung global.

Sponsor
Sponsor

“Sebagai seorang mahasiswa sejarah, saya belajar bahwa hal pertama yang tidak boleh terjadi adalah Rusia dan China bersatu,” kata Trump, dikutip dari Bloomberg.

Mantan presiden dari Partai Republik itu juga mempertanyakan dasar hubungan bilateral kedua negara, dengan mengatakan bahwa persahabatan mereka tidak alami. “Mereka mungkin bersahabat sekarang, tetapi kami akan bersahabat dengan keduanya,” imbuhnya.

Strategi “Nixon Terbalik”

Beberapa analis melihat strategi Trump sebagai upaya “Nixon terbalik” (Reverse Nixon). Istilah ini merujuk pada strategi Presiden AS Richard Nixon pada era Perang Dingin yang bertujuan untuk memisahkan China dari Uni Soviet. Kini, Trump tampaknya ingin memisahkan Rusia dari China untuk melemahkan posisi kedua negara tersebut di panggung internasional.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menepis anggapan bahwa strategi ini dapat berjalan efektif. Ia memperingatkan bahwa berselisih dengan negara-negara bersenjata nuklir seperti Rusia dan China bisa berdampak buruk bagi stabilitas global.

China dan Rusia Semakin Solid

Presiden China Xi Jinping sebelumnya telah menyatakan persahabatan “tanpa batas” dengan Vladimir Putin, hanya beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Sejak saat itu, China memberikan dukungan ekonomi yang signifikan kepada Rusia, membantu negara tersebut menghadapi sanksi yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya.

Pemerintah China sendiri memuji Rusia karena mau mengadakan pembicaraan dengan AS terkait perang di Ukraina. Mereka juga menegaskan bahwa setiap upaya AS untuk menabur perselisihan antara China dan Rusia tidak akan berhasil.

AS dan Tantangan Perdagangan dengan China

Di sisi lain, Trump menilai China diuntungkan oleh kebijakan perdagangan AS yang tidak seimbang. Ia mengkritik pemerintahan sebelumnya karena memberikan keistimewaan dagang bagi China, terutama terkait kebijakan energi.

“China sangat membutuhkan kita dalam perdagangan, tetapi kita harus mengatasi defisit. Dengan Rusia, mereka ingin memiliki sebagian dari kekuatan ekonomi kita,” ucap Trump.

Sejak menjabat, Trump telah berbicara langsung dengan Putin, tetapi belum mengadakan pertemuan resmi dengan pemimpin China. Sementara itu, pemerintahannya telah dua kali menaikkan tarif impor terhadap China sebagai bagian dari kebijakan perdagangan yang lebih agresif.

Meskipun demikian, masih belum jelas apakah strategi Trump dalam mendekati Rusia dan China akan menghasilkan perubahan signifikan dalam hubungan geopolitik global atau justru semakin memperumit dinamika internasional.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru