Dampak Penggunaan Pain Killer Berlebihan terhadap Ginjal
Risiko Kerusakan Ginjal
JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Menurut dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD – KGH, dokter ahli ginjal hipertensi di RS Fatmawati, penggunaan pain killer tanpa pengawasan dapat memperburuk kondisi ginjal.
“Obat penghilang nyeri ini harus diwaspadai karena bisa merusak ginjal, terutama bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal,” ujar dr. Elizabeth dalam edukasi penyakit ginjal di RS Fatmawati, Jakarta.
SponsorSponsor
Pain killer sering dikonsumsi oleh penderita sakit gigi tanpa mempertimbangkan efek sampingnya terhadap ginjal.
“Misalnya, seseorang mengalami sakit gigi lalu mengonsumsi pain killer secara rutin. Jika orang tersebut memiliki gangguan fungsi ginjal, maka obat ini akan semakin memperberat kerja ginjal,” jelasnya.
Parasetamol: Aman atau Berbahaya?
Berbeda dengan pain killer lain, dr. Elizabeth menegaskan bahwa parasetamol lebih aman bagi ginjal, termasuk bagi penderita gangguan fungsi ginjal.
“Obat parasetamol tergolong aman untuk ginjal dan tidak berisiko memperparah gangguan ginjal yang sudah ada,” katanya.
Penyebab Gangguan Ginjal Kronis
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis
Ginjal yang rusak secara perlahan dapat menyebabkan gangguan ginjal kronis (PGK). Selain penggunaan pain killer berlebihan, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain:
- Diabetes melitus
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Penyakit ginjal polikistik
- Gangguan autoimun seperti lupus
- Infeksi ginjal berulang
- Obstruksi saluran kemih
- Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang
Dari berbagai faktor tersebut, hipertensi yang tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab utama PGK.
“Hipertensi dapat menyempitkan pembuluh darah ginjal sehingga aliran darah ke ginjal berkurang. Akibatnya, ginjal secara perlahan menjadi rusak,” ungkap dr. Elizabeth.
Gejala Gangguan Ginjal yang Sering Terabaikan
Tidak Bergejala di Stadium Awal
Salah satu alasan PGK sering terlambat didiagnosis adalah karena tidak adanya gejala yang jelas pada stadium awal.
“Gangguan ginjal kronis berbeda dengan batu ginjal yang bisa menyebabkan nyeri pinggang. Sebagian besar kasus PGK justru tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya,” jelas dr. Elizabeth.
Gejala baru muncul ketika ginjal sudah dalam kondisi yang cukup parah, seperti:
- Kencing berbusa akibat kebocoran albumin dari ginjal.
- Pembengkakan kaki karena ginjal tidak mampu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.
“Jika seseorang mengalami kencing berbusa, itu menandakan bahwa ginjal sudah mengalami kebocoran saringan. Ini harus segera ditangani,” tambahnya.
Komplikasi Anemia Akibat Gangguan Ginjal
Pentingnya Penanganan Anemia pada Pasien Ginjal
Gangguan ginjal kronis juga bisa menyebabkan komplikasi anemia.
“Anemia merupakan salah satu komplikasi umum yang terjadi pada tahap lanjut PGK dan bisa memperburuk kondisi pasien,” jelas dr. Elizabeth.
Penanganan anemia pada pasien ginjal bertujuan untuk memperlambat progresi penyakit menuju tahap gagal ginjal. Salah satu metode pengobatan yang disarankan adalah penggunaan long-acting erythropoietin.
“Long-acting erythropoietin memungkinkan frekuensi injeksi yang lebih jarang, hanya 1-2 kali sebulan. Ini meningkatkan kenyamanan pasien sekaligus kepatuhan terhadap pengobatan,” ujarnya.
Efepoetin Alfa: Inovasi Terbaru untuk Pasien PGK
Efepoetin Alfa adalah salah satu agen erythropoiesis-stimulating agent (ESA) yang terbukti efektif dalam uji klinis global. Obat ini telah diuji pada 391 pasien di tujuh negara, termasuk Indonesia.
“Dalam waktu satu tahun sejak peluncurannya di Indonesia, Efesa telah memberikan manfaat pada ratusan pasien PGK dalam menjaga kesehatan ginjal mereka,” kata dr. Elizabeth.
Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, Liliana Susilowati, menambahkan bahwa produk ini akan segera diluncurkan di berbagai negara untuk memperluas akses dan manfaat bagi pasien.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Penggunaan pain killer tanpa pengawasan dokter dapat berisiko merusak ginjal, terutama bagi mereka yang sudah memiliki gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat penghilang nyeri dan selalu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menggunakannya. Selain itu, deteksi dini dan pengelolaan hipertensi serta anemia sangat penting untuk mencegah progresi gangguan ginjal kronis menuju gagal ginjal.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru